Kamis, 07 September 2017

Culture - Lolos Sebagai Manusia Api, TRADISI BARAPEN

True Mag


Satu atraksi Culture yang cukup mendebarkan dimana beberapa orang baik pria maupun wanita menari-nari berjalan mengitari tumpukan batu yang panas membara sambil sesekali mereka berjalan diatas batu panas tersebut. Tradisi ini oleh orang Biak Numfor disebut Barapen atau tradisi Bakar Batu. Adapun cara melestarikan tradisi Barapen dengan berkumpulnya warga untuk memasak bersama mengunakan media batu panas dan orang Biak Numfor mengartikan bahwa mereka yang sanggup  melintas berjalan di atas batu panas ini lolos sebagai manusia api. Berjalan di atas batu membara inilah yang membedakan tradisi Barapen di Papua pada umumnya.


Sejarah Barapen
Disebut tradisi Bakar Batu karena masyarakat menggunakan media batu untuk memasak makanan. Jenis makanan yang bisa dimasak disini antara lain keladi, ubi, pisang, daging dan sayuran. Caranya adalah kayu bakar yang berukuran cukup besar disusun bertumpuk-tumpuk berbentuk persegi. Diatas kayu tersebut di susun sejumlah batu dengan jumlah sesuai kebutuhan kemudian kayu dibakar. Batu yang telah disusun tersebut dibiarkan selama kayu dibakar hingga habis dan menjadi arang. Setelah prosesi telah dilaksanakan dengan baik selanjutnya abu dan arang kemudian disingkirkan dari area tersebut dan tersisa batu yang telah panas tersebut siap digunakan untuk memasak bahan makanan.


Cara Memasak Barapen
Cara memasaknya cukup unik. Bahan makanan disusun rapi diatas batu yang panas membara tadi dengan dialasi daun yang lebar, seperti daun keladi dan sapiai yang biasa digunakan masyarakat untuk membungkus batu. Urutan penyusunan bahan makanan dan batu panas sebagai media pemasakan cukup unik yaitu bahan makanan yang akan dimasak ini ditumpuk lagi dengan batu panas kemudian di atasnya disusun lagi bahan makanan lain yang sebelumnya juga diberi alas, begitu seterusnya sampai lapisan terakhir. Jadi sistem pemasakan disini tumpukan batu panas yang berada dilapisan paling atas pastikan tertutup rapat dengan dibungkus menggunakan daun hingga benar-benar tertutup rapat agar panas yang dihasilkan batu tetap terjaga sampai bahan yang dimasak matang merata. Begitu makanan matang, daun pembungkus dilepaskan dan batu yang ditumpuk disingkirkan secara beraturan agar tidak tercampur dengan sisa pembakaran ataupun berserakan sehingga hanya  tersisa beberapa makanan yang telah masak dan siap dinikmati.

Baca juga :


EmoticonEmoticon